Cerpen : Keperawanan yg Hilang di Malam Valentine (Part 2) . . .

Hari ini ruang kelas terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Kegiatan eskul hari ini di'isi dengan kegiatan Rohis.
Miss. Salsabillah adalah guru Bahasa Inggris yang dipercaya Kepala Sekolah sebagai tutor kegiatan Rohis di kelas dua, Kelasnya Ririn

Banyak murid yang menyukainya, suaranya lembut, teduh, tak pernah marah-marah dan yang terpenting adalah dia bisa diterima oleh anak-anak dalam memberikan tausyiah meskipun dia bukanlah lulusan dari pesantren atau sekolah tinggi agama.
Kedahsyatan dalam mencari ilmu Agama secara otodidak mengantarkannya menjadi sesosok muslimah yang ideal.

Betapa terkejutnya dia ketika sampai dikelas semua murid mengucapkan
“ Happy Valentine Miss! Secara serentak.

Wow.. Disela kebingungannya, murid-murid menyisipkan coklat, bunga atau entah apa isinya yang dibungkus rapi bersama sampul warna pink.
Dia tak pernah merayakannya.
Saat itu adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan Aqidah dan menghapus sikap murid yang ikut-ikutan merayakan Valentine.

“hari ini hari Valentine..?" Tanya Miss. Salsabillah kepada muridnya setelah kondisi lumayan tenang.

“ Iya Miss “

“Apa itu Valentine ?”

“Ah, Miss Kamseupay dehh,, masak hari gini gak ngerti valentine. Capek deh!!!” kata seorang murid.

Murid yang lain menimpali, “ hari kasih sayang Miss,”

“siapa yang bilang?” menarik perhatian muridnya. Suasana sunyi.

“sudah biasa Miss, kami ngerayain kata seorang murid yang agak jangkung “.

Miss. Salsabillah mengelus dada di pe'desaan seperti ini berita atau kabar kekafiran cepat sekali menyebar dan di'ikuti.

“ masih ingat dengan ayat suci al-qur'an yang mengatakan jangan mengikuti sesuatu tanpa ilmu pengetahuan?”. kata Miss. Salsabillah,

Suasana Kembali sunyi.

Kemudian Miss SalsaBillah melanjutkan,
“kita tidak boleh mengikuti perayaan Valentine karena ini adalah kebiasaan orang orang kafir. Mau kita dimasukan kepada golongan orang orang kafir?”.

Murid-muridpun menggeleng tanpa suara.

Dari bangku paling ujung seorang murid bertanya,
“kenapa Miss? Kan Valentine bukan untuk orang berpacaran saja tapi juga untuk anak ke orang tua, sesama teman dan dengan guru. Bukankah itu baik..? Kenapa dibilang mengikuti orang orang kafir. Kalau untuk yang pacaran bolehlah dibilang begitu.”

Miss. Salsabillah tersenyum berarti tausyiah tentang haramnya pacaran minggu kemarin masuk kepemikiran anak muridnya. Kemudian Salsabillah mulai bercerita tentang asal usul kenapa Valentine itu haram.
Diputarnya memori tentang asal usul ini yang pernah ia baca dari majalah Islam.

“ Valentine itu berasal dari nama seorang Santo yang dibunuh karena ia menentang Raja Claudius II yang melarang para pemuda untuk menikah pada zaman itu.

Menurut Raja, pemuda yang menikah tidak bisa berkonsentrasi dalam berperang.
Pada waktu itulah St. Valentine membangkang, ia tetap menikahkan pemuda-pemuda tersebut.
Tapi lambat laun ia ketahuan.
Raja marah lalu membunuhnya.

Untuk mengenang dan mengagungkan keberanian sang Santo maka dikenallah pada hari kematiannya sebagai hari kasih sayang yaitu pada tanggal 14 Februari.

Selain itu orang Eropa percaya pada tanggal tersebut adalah musim semi atau musim kawin. Makanya banyak orang-orang didunia yang ikut-ikutan ngerayain. Jadi bagi kita muslimah kita harus pahami sejarah ini.
Perayaan ini tidak ada dalam Islam.
Agar kelak kita tidak menyesal karena termasuk golongan kafir.
Kalau kita ikut-ikutan ngerayain, kita tak ada bedanya dengan mereka.

seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alahi wasalam :

“barang siapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka"
 (HR. abu Daud ).

... Jadi jangan asal asal ikutan ya? Jika untuk memperingati hari kasih sayang bisa kok tiap hari tanpa mengkhususkan hari hari tertentu.

"Jadi masih mau ikutan merayakan Valentine nih..?
Mau digabunggin sama orang-orang kafir ?“ Tanya Sallabillah.

Ia pandangi semua isi kelas. Ia Lahap semua mata murid-muridnya.

Semua tertunduk. Ada yang paham. Ada pula yang nyeletuk
“ih, Miss ni gak gaul banget, apa apa gak boleh”. Ia tersenyum dan berdo’a semoga diberikan hidayah dan pemahaman kepada murid muridnya.

Dibangku nomor tiga ia tangkap sesosok Ririn, tidak seperti biasa. Wajahnya pucat, ketika beradu pandang, matanya penuh dengan ketakutan.

***

Ririn masih hanyut dalam pikirannya.

Seandainya Ririn dengarkan kata-kata Miss. Salsabillah untuk tidak berpacaran tentu tak akan terjadi seperti ini.

Dulu dia tidak percaya kata-kata Miss. Salsabillah.

Karna Menurut Ririn pacaran bukanlah berzina seperti yang dikatakan Salsabillah.
Baginya pacaran hanya untuk memotivasi dia belajar.

Semua sudah terlambat, Deni yang diharapkan bisa jadi motivasi belajar adalah ternyata lelaki brengsek yang tak punya hati sama sekali.

Tapi Deni juga tidak bisa disalahkan, siapa yang mau dengan perempuan yang sudah tak perawan..?

Lalu siapa yang disalahkan..?
Tuhan...?

Bukankah Tuhan sudah menegurnya,,?

Memanggilnya untuk tidak mendekati zina,

"Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS Al-Isra :32 ).

* * *

“Menagislahlah nak!, menagislah kalau kamu belum siap cerita sekarang, Ibu tunggu. Menangislah!, jika buatmu tenang!”.

Diberikannya punggung Salsabillah. Mereka berdua berpelukan seperti seorang anak dan Ibunya. Rin terus menangis, ia mulai mengerti sebenarnya hidup ini memang penuh tangis,
entah tangis diciptakan karena kesalahan diri sendiri,
entah karena orang lain atau memang waktunya harus menagis.

^_~ . . .

* * *




Sumber  :  Tadzkirah Wordpress

Dengan Sedikit Kosakata Editan Saya dan Tambahan Gambar Editan Saya Agar Cerita di atas Lebih Menarik dan berkesan . .
^_^


Share:

0 komentar

Teman